Ketika kau merasakannya…

Pernah merasa ‘terpesona’ melihat hidup orang lain? saat engkau melihat hidup orang lain ‘nyaman’ sementara kau tidak. Ketika kau melihat jiwa orang lain lengkap, sementara engkau belum. Ketika Kau mendengar senandung hidup temanmu begitu merdu sementara kidung hidupmu terdengar sangat parau…

Aku pernah merasakannya hal itu! Di masa sekolah–ketika belum belajar soal hidup–aku terpesona dengan seorang teman yang super pintar, menang ini itu, olimpiade ini itu, selalu juara kelas, aktivis rohis, punya banyak teman, cantik pula..wah pokoknya sempurna! Bersanding disampingnya seperti batu es bersanding matahari..aku meleleh..menghilang. Ketika kuliah aku tertegun dengan ciptaan Allah yang lain lagi, cantik, jilbaber, kaya, baik hati.ck ck ck..Setelah lulus kuliah dan belajar lebih banyak tentang hidup (ciee), aku ‘iri’ pada hidup beberapa orang yang sepertinya selalu punya stok cinta yang sangat banyak. Aku ‘iri’ sekaligus tersemangati membaca blog mama Agnes dengan hidupnya yang lengkap : suami seperti ismail fahmi, anak-anak lucu, berkesempatan hidup disana, sekolah di luar sana..

Aku sempat iri pada mereka…

Namun perlahan Allah membuka mataku,sepertinya Ia berkata “..sempurna itu bukan punya manusia!”. Sempurna itu cuma punya Dia. Teman-teman yang kulihat sangat sempurna dengan kepandaian dan kecantikannya ternyata menyimpan banyak masalah yang belakangan baru ku tahu. Ada yang broken home..ada yang sakit-sakitan..Hidup yang ‘sepertinya’ sudah lengkap itu juga tidak ‘gifted’, instan langsung dari langit tapi didapat dari hasil perjuangan yang tidak mudah. Ketika yang lain tidur, dia bangun untuk shalat dan belajar, ketika yang lain nyaman di rumah, ia bekerja..

Kadang aku juga menemui paradoks yang ganjil. Kondisi yang ‘menyenangkan’ tidak selalu berakibat baik bagi jiwa, menyenangkan identik dengan melenakan. Sebaliknya, orang-orang dengan spiritualitas hebat selalu berbenturan dengan hal-hal tidak menyenangkan dalam hidupnya.

_Dan mana yang kau pilih?_